Carousel

Rabu, 06 November 2024

Study Tour Kelas Sains Unggulan Pesantren Darularafah Raya: Pembelajaran Nyata di IPAM Sunggal dan OIF UMSU


Rangkang Belajar | Madrasah Aliyah Swasta Pesantren Darularafah Raya, Deli Serdang, siap menyelenggarakan kegiatan study tour untuk kelas 5 Sains Unggulan pada Rabu, 6 November 2024. Kegiatan ini bukan sekadar kunjungan, tetapi sebuah upaya untuk memberikan pengalaman belajar yang langsung dan mendalam, membantu para santri melihat bagaimana ilmu sains diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam study tour ini, para santri mengunjungi dua lokasi penting: Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Sunggal dan Observatorium Ilmu Falak (OIF) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Di IPAM Sunggal, para santri akan belajar langsung tentang proses pengelolaan air bersih yang vital bagi kehidupan. Mereka akan melihat bagaimana teknologi dan metode ilmiah diterapkan untuk menjaga kualitas air bersih, memperkenalkan mereka pada konsep penting bahwa sains memiliki peran besar dalam kebutuhan pokok manusia.

Selanjutnya, mereka menuju OIF UMSU untuk memperdalam ilmu astronomi. Di observatorium ini, para santri mempelajari cara kerja teleskop, mengamati benda-benda langit, serta mendapatkan wawasan tentang pentingnya ilmu falak dalam konteks kehidupan, seperti penentuan waktu ibadah dalam Islam. Dengan adanya peralatan canggih di observatorium ini, para santri dapat merasakan pengalaman langsung yang sulit didapat di ruang kelas.

Ustazah Yenni, wali kelas sekaligus pembimbing kegiatan, menyampaikan harapannya bahwa melalui study tour ini, para santri akan mendapatkan wawasan baru tentang penerapan sains dalam dunia nyata, sekaligus menumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih besar terhadap ilmu pengetahuan. "Kami ingin mereka bukan hanya tahu teori, tapi juga memahami bagaimana sains bekerja dalam keseharian," ujarnya.

Agar hasil kegiatan ini lebih maksimal, kami akan melakukan lanjutan pembelajaran yang dirancang untuk memperdalam pemahaman para santri setelah study tour, imbuhnya. Pembelajaran lanjutan yang dimaksud, antara lain:  
  1. Refleksi dan Diskusi Kelompok: Sepulang dari study tour, para santri akan mengikuti sesi refleksi bersama untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan baru yang mereka dapatkan. Pembimbing akan memandu diskusi tentang hal-hal yang menarik atau mengesankan, serta bagaimana ilmu tersebut bisa diterapkan dalam kehidupan mereka. Kegiatan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman santri dan membantu mereka menghubungkan antara teori dan praktik.
  2. Pelatihan Presentasi dan Publikasi: Para santri juga akan diberi kesempatan untuk mempersiapkan presentasi yang akan disampaikan kepada teman-teman di kelas lain. Melalui kegiatan ini, mereka tidak hanya mempraktikkan ilmu sains, tetapi juga mengasah keterampilan komunikasi dan presentasi. Jika memungkinkan, hasil study tour ini bisa dituangkan dalam bentuk artikel atau laporan singkat untuk dipublikasikan di website pesantren atau di media sosial, sehingga pengalaman ini juga bisa menginspirasi santri lainnya.
Melalui pendekatan ini, Pesantren Darularafah Raya menunjukkan komitmennya dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya kaya pengetahuan, tetapi juga mampu melihat nilai praktis sains dalam kehidupan sehari-hari.

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Minggu, 27 Oktober 2024

Temu Kangen Alumni Latas-Al Dyah Galih Agung: "Merajut Kenangan, Membangun Silaturrahmi" di Pesantren Darularafah Raya


Rangkang Belajar | Deli Serdang – Temu kangen alumni ke-9 Latas-Al (Ladies Tāsi’ah Alumnus) Dyah Galih Agung Pesantren Darularafah Raya berlangsung penuh kehangatan pada Sabtu, 26/10/2024, dengan mengusung tema “Merajut Kenangan, Membangun Silaturrahmi.” Acara ini mempertemukan alumni Angkatan ke-9 yang saat ini berada di berbagai daerah, bahkan Stella Nindy, S.Pd. yang menetap di Rheinland-Pfalz - Jerman turut hadir sebagai koordinator dalam kegiatan ini. Temu kangen menjadi ajang mempererat kembali tali persaudaraan dan memberikan penghargaan kepada para pendidik mereka yang telah berjasa dalam membentuk karakter dan ilmu.

Acara diawali dengan pembacaan sejarah singkat Alumni Latas-Al oleh pembawa acara dan pemutaran video kenangan, yang menghadirkan nostalgia masa-masa berharga selama di pesantren. Sambutan disampaikan oleh Pimpinan Pesantren Darularafah Raya, yang mengapresiasi kontribusi para alumni dalam membangun hubungan erat dengan pesantren. Dalam acara ini, alumni Latas-Al juga memberikan cenderamata sebagai simbol penghormatan kepada Pesantren Darul Arafah Raya. Ustaz Dr. H. Harun Lubis, M.Psi, selaku Pimpinan pesantren menerima penghargaan dari Rafni Wahyun, mewakili alumni dengan haru. 

Pesan dan kesan disampaikan oleh Ustaz Ahmad Rifa’i, S.Ag., Kepala Sekolah SMA Alumni Latas-Al, serta Ustaz Mahmud El-Qudri, M.Ag., yang mewakili para guru (asatizah). Ustaz Rifa’i berharap, alumni dapat menjadi teladan di lingkungan masing-masing dan mengaplikasikan ilmu serta pengalaman yang didapatkan di pesantren dalam kehidupan sehari-hari. Sementara Ustaz Mahmud El-Qudri, menyampaikan rasa bangga dan bahagia melihat alumni yang telah berhasil dalam berbagai bidang. Beliau berpesan agar alumni tidak melupakan akar pendidikan mereka dan selalu kembali ke pesantren untuk berbagi pengalaman dan ilmu dengan generasi selanjutnya.

Motivasi inspiratif juga diberikan oleh alumni berprestasi, Hj. Ainal Mardiah, S.Km., dan dr. Hj. Silvia Dwi Asti, S.PM. kepada para dyah kelas IX dan kelas XII. Mereka menekankan pentingnya pendidikan yang telah ditempuh di pesantren sebagai bekal dalam kehidupan bermasyarakat, mendorong Dyah Galih Agung untuk menjadi pribadi mandiri, berdaya saing, dan bermanfaat bagi banyak orang.

Acara temu kangen ini bukan hanya sekadar ajang reuni, tetapi juga menjadi wujud penghargaan alumni terhadap jasa para guru. Semangat kebersamaan dan apresiasi tinggi kepada para pendidik membuat kegiatan ini sangat bermakna, mempererat tali persaudaraan dan silaturrahmi yang tak lekang oleh waktu. (Nindy)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:
Cloud Hosting Indonesia

Selasa, 22 Oktober 2024

PPL sebagai Sarana Pengembangan Diri bagi Calon Pendidik: Pembelajaran dan Refleksi

"Menjadi guru tidak hanya soal transfer ilmu, tetapi juga soal bagaimana kita bisa menjadi teman dan pembimbing bagi siswa"

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang diselenggarakan oleh Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Lhokseumawe sejak 10 Agustus hingga 19 Oktober 2024 merupakan kesempatan emas bagi mahasiswa calon pendidik untuk merasakan dunia pendidikan yang sesungguhnya. Bukan sekadar tugas mengajar, PPL menjadi sarana pengembangan diri yang tak ternilai, mengasah kemampuan pedagogis, pengelolaan kelas, dan memperkuat karakter sebagai pendidik yang efektif. Bagi mahasiswa, terutama yang menekuni ilmu pendidikan, pengalaman ini merupakan salah satu bagian penting dari perjalanan akademik yang akan membentuk mereka menjadi guru yang profesional dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

Senin, 12 Agustus, saya, Tazkiatul 'Ulya dari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), bersama Ulfi Amalia dari Program Studi Tadris Bahasa Inggris memulai perjalanan PPL kami di salah satu SMA Negeri di wilayah Kota Lhokseumawe. Sekolah tersebut meninggalkan kesan pertama yang begitu asri dan menenangkan. Lingkungannya yang luas dan hijau membawa suasana belajar yang nyaman. Kami diperkenalkan kepada guru pamong yang akan menjadi pembimbing selama masa PPL, dan selanjutnya kami melakukan observasi awal terhadap kondisi sekolah dan para siswanya.

Selama minggu pertama, kami lebih banyak mengamati aktivitas sekolah. Setiap pagi, kami bertugas di meja piket untuk memastikan siswa tetap berada di lingkungan sekolah dan tidak keluar tanpa izin. Tidak banyak interaksi dengan siswa di minggu pertama, namun pengamatan ini memberi kami wawasan penting tentang dinamika kelas dan karakter siswa yang akan kami hadapi.

Memasuki minggu kedua, saya mulai diberikan kesempatan untuk mengajar di beberapa kelas. Perasaan campur aduk antara antusiasme dan gugup terasa saat kami berdiri di depan kelas. Pada pertemuan pertama dengan siswa, saya sedikit terkejut melihat kurangnya perhatian mereka. Ternyata, menarik perhatian siswa tidak semudah yang dibayangkan. Saya mencoba menerapkan berbagai metode pengajaran seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, hingga demonstrasi, dan proyek kelompok. Namun, siswa tampak lebih nyaman dengan metode ceramah dan tanya jawab, yang sering digunakan oleh guru mereka sehari-hari.

Ilustrasi ini menunjukkan situasi di kelas, di mana beberapa siswa lebih fokus pada gawai mereka dibandingkan dengan pelajaran

Tantangan terbesar yang dihadapi adalah menurunnya minat belajar siswa, terutama di era digital saat ini. Siswa lebih fokus pada gawai mereka daripada materi pelajaran. Selain itu, tuntutan pendidikan semakin tinggi, sementara motivasi belajar siswa semakin menurun. Saya mencoba berbagai cara untuk memotivasi mereka, namun tidak selalu berhasil. Meski begitu, saya tidak menyerah. Pengalaman ini mengajarkan saya pentingnya fleksibilitas dan kesabaran sebagai pendidik.

Salah satu hal yang menyentuh adalah perubahan perilaku siswa terhadap guru. Di era sekarang, sikap hormat kepada pendidik semakin menurun. Tidak jarang saya merasa berbicara di depan kelas tanpa mendapatkan perhatian penuh dari siswa. Untuk mengatasi hal ini, saya sering bertanya secara spontan di tengah penjelasan agar siswa kembali fokus. Interaksi kecil ini membantu menjaga atensi siswa dan mendorong mereka untuk lebih terlibat dalam pembelajaran.

Bagi saya pribadi, pengalaman PPL ini memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga. Setelah bertahun-tahun menjadi mahasiswa, dan sekarang berada di posisi sebagai calon pendidik, saya menyadari betapa pentingnya kesiapan mental dan spiritual seorang guru. Seorang pendidik harus mampu menjaga emosinya, karena perilaku siswa sering kali menjadi cerminan dari kondisi spiritual kita. Ketika seorang guru merasa lelah atau kurang dekat dengan Allah, hal itu bisa tercermin dari interaksi dengan siswa yang menantang kesabaran.

Menjadi guru tidak hanya soal transfer ilmu, tetapi juga soal bagaimana kita bisa menjadi teman dan pembimbing bagi siswa. Guru yang tenang dan penuh kasih akan lebih mudah diterima oleh siswa. Sebaliknya, guru yang mudah emosi akan sulit mendekati hati siswa. Pengalaman ini membuat saya semakin menyadari bahwa menjadi pendidik adalah tugas mulia yang Allah berikan kepada kita. Guru bukan hanya mengajar, tetapi juga mengajak siswa menuju kebaikan dan mencegah mereka dari hal-hal negatif.

Pengalaman ini akan terus menjadi pengingat bagi saya, bahwa setiap tantangan yang dihadapi sebagai pendidik adalah bentuk ujian dan teguran dari Allah. Sebagai seorang calon guru, penting bagi kita untuk selalu memperbaiki hubungan dengan Allah, karena hanya dengan hati yang tenang kita bisa menjalankan tugas ini dengan ikhlas. Semoga refleksi dari pengalaman PPL ini dapat menjadi pelajaran bagi mahasiswa lain yang akan menjalankan PPL di masa mendatang. Kesiapan akademik, mental, dan spiritual sangat penting agar kita bisa menjadi pendidik yang tidak hanya berhasil di kelas, tetapi juga menjadi inspirasi bagi siswa-siswa kita.

**Esai ini ditulis oleh Tazkiatul 'Ulya, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Lhokseumawe

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Senin, 14 Oktober 2024

Analisis SWOT pada Lembaga Pendidikan Islam: Penerapan Analisis SWOT di Madrasah dan Pesantren

Pengertian Analisis SWOT untuk Lembaga Pendidikan Islam
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) adalah metode evaluasi strategis yang digunakan untuk menilai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan suatu lembaga. Dalam konteks lembaga pendidikan Islam seperti madrasah atau pesantren, analisis SWOT berfungsi sebagai alat untuk mengevaluasi dan merumuskan strategi pengembangan berdasarkan kekuatan (Strengths) yang dimiliki, kelemahan (Weaknesses) yang harus diperbaiki, peluang (Opportunities) yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan eksternal, dan ancaman (Threats) yang perlu diantisipasi.

Metode ini membantu lembaga pendidikan untuk memahami posisi mereka dalam lingkungan pendidikan yang dinamis dan menentukan langkah-langkah strategis untuk memperkuat keunggulan kompetitif. Dengan melakukan analisis SWOT, madrasah atau pesantren dapat menyusun kebijakan yang lebih efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memperbaiki manajemen, memanfaatkan sumber daya, dan merespons perubahan eksternal yang dapat memengaruhi keberlanjutan lembaga. Analisis SWOT juga berperan penting dalam membantu lembaga merancang inovasi yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan Islam kontemporer dan meningkatkan daya saing di tingkat lokal maupun global.

Penerapan Analisis SWOT di Madrasah atau Pesantren
1. Strengths (Kekuatan)
Kekuatan dalam analisis SWOT bagi lembaga pendidikan mencakup aspek internal yang berfungsi dengan baik dan menjadi keunggulan dibandingkan lembaga lain. Untuk madrasah dan pesantren, kekuatan ini bisa meliputi reputasi baik dalam pendidikan agama, kedisiplinan siswa, hubungan erat antara guru dan santri, atau fasilitas yang memadai.

Contoh Kekuatan di Pesantren:
  • Kurikulum terintegrasi: Pesantren memiliki kekuatan dalam mengintegrasikan pendidikan agama dan umum, di mana siswa tidak hanya dibekali ilmu agama tetapi juga pengetahuan umum yang relevan.
  • Kedisiplinan dan pembinaan karakter: Budaya kedisiplinan yang kuat, yang diterapkan melalui aturan-aturan khas pesantren, membantu membentuk kepribadian santri yang tangguh dan berakhlak baik.
  • Alumni sukses: Pesantren memiliki jaringan alumni yang kuat dan berprestasi, yang meningkatkan citra lembaga di mata masyarakat.

2. Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan dalam analisis SWOT untuk lembaga pendidikan mengacu pada aspek internal yang menghambat performa. Misalnya, kekurangan fasilitas, keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas, atau kurikulum yang kurang mengikuti perkembangan zaman bisa menjadi kelemahan di madrasah dan pesantren.

Contoh Kelemahan di Madrasah:
  • Keterbatasan fasilitas teknologi: Banyak madrasah, khususnya di daerah terpencil, masih minim akses terhadap teknologi pendidikan seperti komputer, proyektor, atau internet, sehingga metode pengajaran masih tradisional.
  • Pengembangan kompetensi guru: Beberapa guru belum mendapatkan pelatihan yang cukup untuk mengintegrasikan teknologi dan pendekatan modern dalam pembelajaran, terutama dalam mata pelajaran umum.

3. Opportunities (Peluang)
Peluang adalah faktor eksternal yang dapat dimanfaatkan oleh madrasah atau pesantren untuk meningkatkan kualitas dan daya saingnya. Peluang ini bisa berasal dari perubahan kebijakan pemerintah, tren pendidikan global, atau adanya dukungan dari masyarakat dan organisasi internasional.

Contoh Peluang di Pesantren:
  • Kerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi: Pesantren dapat menjalin kerja sama dengan universitas untuk memberikan jalur pendidikan lanjutan bagi santri, atau mendatangkan dosen tamu untuk memberikan materi tambahan yang memperluas wawasan santri.
  • Penerapan teknologi dalam pembelajaran: Dengan adanya kemajuan teknologi dan akses internet yang semakin luas, pesantren dapat mulai mengadopsi e-learning atau blended learning untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
  • Dukungan pemerintah: Adanya program-program bantuan dari pemerintah, seperti Dana BOM (Bantuan Operasional Madrasah), dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan fasilitas pendidikan di madrasah dan pesantren.

4. Threats (Ancaman)
Ancaman adalah faktor eksternal yang dapat mengganggu keberlangsungan atau perkembangan madrasah dan pesantren. Ancaman ini sering kali berasal dari perubahan di luar kendali lembaga, seperti persaingan dengan sekolah lain, pergeseran nilai di masyarakat, atau perubahan regulasi pendidikan.

Contoh Ancaman di Madrasah:
  • Persaingan dengan sekolah umum: Madrasah mungkin menghadapi persaingan ketat dari sekolah umum yang menawarkan fasilitas lebih lengkap dan tenaga pengajar yang lebih terlatih dalam mata pelajaran umum.
  • Perubahan kebijakan kurikulum: Kebijakan pendidikan yang berubah, terutama yang lebih menekankan pendidikan umum dibandingkan agama, dapat mempengaruhi daya tarik madrasah di mata masyarakat yang menginginkan keseimbangan pendidikan agama dan umum.
  • Pengaruh budaya luar: Pesantren juga menghadapi ancaman dari derasnya pengaruh budaya luar melalui media sosial, yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan di pesantren.

Contoh Analisis SWOT di Pesantren

Mengapa Analisis SWOT Penting untuk Lembaga Pendidikan Islam?
1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Dengan melakukan analisis SWOT, madrasah dan pesantren dapat memahami kekuatan internal mereka dan memanfaatkannya untuk memperbaiki kelemahan yang ada, misalnya dengan memaksimalkan sumber daya yang sudah ada untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Mengidentifikasi Peluang untuk Berkembang
Analisis SWOT membantu lembaga pendidikan menemukan peluang untuk pertumbuhan, seperti memanfaatkan program pemerintah, menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan lain, atau mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran.
3. Mengelola Risiko dan Ancaman
Ancaman eksternal seperti persaingan atau perubahan regulasi bisa diantisipasi lebih awal melalui analisis SWOT. Dengan memahami ancaman yang mungkin dihadapi, lembaga dapat membuat strategi untuk menghadapinya, seperti memperbaiki kualitas layanan atau memperkuat keunggulan kompetitif mereka dalam bidang agama.

Dengan menggunakan analisis SWOT secara strategis, madrasah dan pesantren dapat lebih siap untuk bersaing di era modern dan terus mengembangkan peran penting mereka dalam pembentukan generasi yang berakhlak dan berpengetahuan luas.

Daftar Bacaan:
  1. David, Fred R. (2011). Strategic Management: Concepts and Cases. 13th Edition. Prentice Hall.
  2. Frandani, M., Tamam, A. M., & Ahmad, A. (2024). Internal Quality Management Model in Islamic Boarding School-Based Madrasah. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 16(1), 219-240. https://doi.org/10.37680/qalamuna.v16i1.4760.
  3. Gürel, Emet & Tat, Merba. (2017). SWOT Analysis: A Theoretical Review. Journal of International Social Research, 10(51), 994-1006. http://dx.doi.org/10.17719/jisr.2017.1832.
  4. Hadi, A. (2013). Konsep Analisis SWOT dalam Peningkatan Mutu Lembaga Madrasah. Jurnal Ilmiah Didaktika, 14(1), 143-158. http://dx.doi.org/10.22373/jid.v14i1.494.
  5. Hazzan, O., Heyd-Metzuyanim, E., Even-Zahav, A., Tal, T., & Dori, Y. J. (2017). Application of Management Theories for STEM Education: The Case of SWOT Analysis. Springer.
  6. Kottler, Jeffrey A. & Zehm, Stanley J. (2005). On Being a Teacher: The Human Dimension. Corwin Press.
  7. Sari, R. F. (2017). Optimalisasi Lembaga Pendidikan Islam Melalui Manajemen Strategik Analisis SWOT. Hijri: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Keislaman, 6(2), 95-113. https://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/hijri/article/view/1142.
  8. Suryosubroto, B. (2022). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Dirangkum oleh: Salabi, A. S.

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Rabu, 09 Oktober 2024

Workshop Penyusunan LED IAIN Lhokseumawe: Dorong Percepatan Akreditasi Perguruan Tinggi


Rangkang Belajar | Banda Aceh, 09/10/2024 – Dalam upaya memperkuat dan mempercepat penyusunan Laporan Evaluasi Diri (LED) sebagai bagian dari persiapan akreditasi perguruan tinggi, Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Lhokseumawe menggelar workshop intensif penyusunan dokumen LED. Acara ini menghadirkan narasumber utama Prof. Dr. Asy’aril Muhajir, M.Ag., dosen Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung sekaligus Assesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Workshop yang berlangsung sejak tanggal 7 hingga 9 Oktober 2024 di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, dihadiri oleh 60 peserta - terdiri dari unsur pimpinan, dosen, dan tenaga kependidikan yang turut terlibat aktif dalam penyelesaian dokumen LED. Kehadiran dan partisipasi penuh pimpinan kampus, termasuk Rektor IAIN Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial, M.Ag., memberikan dukungan moral yang besar kepada seluruh tim. Dalam sambutannya, Prof. Danial menyampaikan apresiasi kepada Prof. Asy’aril serta kepada tim yang dipimpin oleh Ketua LPM, Dr. Zulfikar Ali Buto, M.A.


“Terima kasih kepada narasumber dan seluruh tim akreditasi yang telah bekerja keras untuk mempercepat penyelesaian dokumen ini. Kami berharap, dengan adanya pendampingan ini, dokumen yang dihasilkan dapat memenuhi standar BAN-PT dan membawa kemajuan signifikan bagi IAIN Lhokseumawe,” ujar Prof. Danial dalam sambutannya.

Suasana kerja keras terlihat nyata sejak hari pertama, di mana tim akreditasi bekerja hingga larut malam, bahkan baru beranjak dari ruang pertemuan di atas pukul 24.00. Kegigihan ini berbuah manis pada hari kedua, ketika dokumen Laporan Kinerja Perguruan Tinggi (LKPT) berhasil diunggah ke portal BAN-PT. Tak berhenti di situ, pada hari ketiga, dokumen LED juga sukses diunggah, menandai pencapaian penting dalam proses akreditasi.
 
Workshop ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang solid dalam memastikan IAIN Lhokseumawe meraih akreditasi yang diidamkan. Selanjutnya, pekerjaan rumah bagi tim akreditasi adalah memastikan semua data dan dokumen pendukung lainnya terverifikasi dengan baik, sembari menunggu proses penilaian dari BAN-PT.

Dengan selesainya unggahan kedua dokumen penting tersebut, IAIN Lhokseumawe semakin optimis menuju akreditasi yang lebih baik, didukung oleh sinergi kuat antara pimpinan, dosen, dan tenaga kependidikan.

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Selasa, 08 Oktober 2024

Mahasiswa PPL IAIN Lhokseumawe Berperan Aktif dalam Persiapan Perkemahan Tunas Remaja SMPN 13 Lhokseumawe



Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 08/10/2024 – Mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang tengah melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 13 Lhokseumawe aktif berpartisipasi dalam mendampingi Pramuka Muda sekolah tersebut dalam persiapan menjelang Perkemahan Tunas Remaja ke-X. Kegiatan ini menjadi bagian dari kontribusi mahasiswa PPL dalam mendukung kegiatan kepanduan yang melatih keterampilan dan kebersamaan di kalangan siswa.

Dua hari menjelang pelaksanaan perkemahan, suasana di SMP Negeri 13 Lhokseumawe terlihat semakin sibuk. Para siswa yang tergabung dalam Pramuka, dibantu oleh mahasiswa PPL untuk bekerja sama dengan Al-Fadri selaku pembina Pramuka sekolah. Berbagai keperluan dipersiapkan untuk memastikan kelancaran acara di Bumi Perkemahan Arun, Lhokseumawe.


Beberapa persiapan yang dilakukan antara lain pembuatan dan pengecatan pagar, pembuatan gapura, pengecatan kayu stok, serta pembuatan tempat lampu lampion. Dengan kerja sama yang solid, mereka mampu menyelesaikan sebagian besar tugas tersebut. "Persiapan sudah mencapai 90 persen dan saya memastikan bahwa SMP Negeri 13 Lhokseumawe siap menghadapi Perkemahan Tunas Remaja hari Kamis nanti," ujar Al-Fadri, pembina Pramuka sekolah tersebut.

Perkemahan Tunas Remaja ke-X ini rencananya akan dilaksanakan mulai 10 hingga 14 Oktober 2024, di mana peserta dari berbagai sekolah di Lhokseumawe akan mengikuti beragam kegiatan yang mengasah keterampilan, kreativitas, serta rasa tanggung jawab melalui berbagai aktivitas berkemah.

Peran aktif mahasiswa PPL, salah satunya adalah Muhammad Fadhil dari Program Studi Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Lhokseumawe, tidak hanya mendukung kesiapan teknis, tetapi juga memperlihatkan komitmen mereka dalam memberikan kontribusi nyata bagi dunia pendidikan dan pengembangan karakter generasi muda. (M. Fadhil)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Jumat, 04 Oktober 2024

Dayah Ulumuddin Melaksanakan Workshop Optimalisasi Kompetensi Guru Dayah: Mewujudkan Pendidik yang Siap Menghadapi Merdeka Belajar

Lhokseumawe, 4 Oktober 2024 – Dalam upaya meningkatkan kompetensi para pendidik, Dayah Ulumuddin yang berlokasi di Desa Uteun Kot, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe berhasil menggelar workshop bagi kalangan guru dayah di lingkungan Dayah Ulumuddin dengan tema "Optimalisasi Kompetensi Guru Dayah di Era Digital". Acara ini dihadiri oleh ustaz dan ustazah dari berbagai jenjang pendidikan yang bernaung di dayah tersebut, menunjukkan semangat tinggi untuk beradaptasi dengan perubahan zaman yang semakin digital dan juga perubahan kurikulum saat ini.

Workshop ini dibuka dengan pengantar dari Ketua Pelaksana, Musdar, M.Pd., yang sering disapa dengan panggilan Abi Musdar, Dalam sambutannya, Abi Musdar, yang juga menjabat sebagai Kepala Madrasah Aliyah mengungkapkan harapannya agar workshop ini menjadi momen penting bagi guru-guru untuk meningkatkan kompetensi mereka, khususnya dalam menghadapi tantangan di era digital dan perkembangan Kurikulum Merdeka. Ia menekankan bahwa pendidikan adalah salah satu kunci untuk membangun generasi yang siap bersaing dan berkontribusi dalam masyarakat. Abi Musdar juga mendorong para pendidik untuk tidak hanya mengandalkan pengetahuan yang ada, tetapi terus belajar dan berinovasi demi kemajuan pendidikan di dayah.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam dua sesi, pagi dan siang hari, di mana pada sesi pertama diisi dengan materi tentang “Penerapan Literasi Numerasi Modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila”, yang membekali peserta dengan strategi konkret dalam menerapkan profil Pancasila dalam pembelajaran. Ini merupakan langkah penting untuk mendukung program pendidikan nasional yang lebih inklusif dan relevan.

Sesi kedua, yang berlangsung setelah Salat Jumat, menghadirkan Dr. Agus Salim Salabi, M.A., Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam di FTIK IAIN Lhokseumawe, sebagai pembicara utama. Dalam sesi ini, Dr. Salabi mnyampaikan materi tentang “Optimalisasi Kompetensi Guru Dayah (Slide Materi dapat diunduh di sini)”, beliau memaparkan pentingnya mengoptimalkan kompetensi guru di era digital, terutama dalam menghadapi perubahan kurikulum dan tuntutan siswa yang semakin variatif. Pembicaraan berlangsung dalam suasana diskusi santai di musalla santriwati, di mana peserta aktif bertukar pikiran mengenai tantangan yang mereka hadapi dan strategi untuk mengatasinya.
Beberapa poin penting yang diungkapkan dalam workshop ini adalah hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa 72,3% guru dayah merasa terpanggil untuk mengabdi. Namun, mereka juga dihadapkan pada berbagai tantangan, antara lain keterbatasan sumber daya (27,7%), kebutuhan untuk melek digital (38,3%), perubahan kurikulum (57,4%), minimnya pelatihan yang relevan (68,1%), dan kurangnya minat untuk pengembangan diri (21,3%).

Menariknya, para peserta sepakat bahwa pengembangan diri melalui pelatihan berkelanjutan adalah kunci untuk tetap relevan dalam dunia pendidikan yang terus berubah. Mereka juga membahas pemanfaatan media sosial dan platform digital sebagai alat pendukung dalam proses pembelajaran.

Dari hasil refleksi kegiatan, peserta berkomitmen untuk mengoptimalkan berbagai aspek kompetensi mereka. Dalam hal kompetensi pedagogik, mereka akan mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif. Untuk kompetensi sosial, mereka berencana meningkatkan komunikasi dengan wali santri dan menjalin hubungan baik dengan rekan kerja. Sementara untuk kompetensi profesional, mereka akan fokus pada pengembangan diri, pelatihan kurikulum, pemanfaatan aplikasi digital, dan pemahaman teknologi. Adapun dalam pengembangan kompetensi kepribadian, mereka akan melakukan muhasabah, eksplorasi online, dan penguatan nilai karakter guru.

Dengan antusiasme yang tinggi, peserta memberikan tanggapan positif terhadap kegiatan ini dan berharap agar workshop serupa dapat diadakan secara berkala, dengan materi yang lebih spesifik terutama mengenai pengelolaan kelas dan teknologi pendidikan. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dorongan baru bagi para pendidik di dayah untuk terus meningkatkan kompetensi mereka, sekaligus menjawab tuntutan zaman yang semakin menuntut digitalisasi dalam dunia pendidikan. (Admin)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Selasa, 01 Oktober 2024

MAN 1 Plus Keterampilan Langsa: Madrasah dengan Visi Besar untuk Mencetak Generasi Mandiri dan Terampil

**Oleh: Agus Salim Salabi

Langsa, dalam kunjungan ke MAN 1 Plus Keterampilan, tergambar bahwa: 

"MAN 1 Plus Keterampilan Langsa adalah contoh nyata bagaimana pendidikan vokasi di madrasah dapat membekali generasi muda dengan keahlian yang siap pakai, sambil tetap menanamkan nilai-nilai agama yang kuat."


MAN 1 Plus Keterampilan Langsa, yang berlokasi di Sungai Lhueng, Langsa Timur, di bawah kepemimpinan Teuku Juliadi, ST., MT., telah mencapai prestasi yang luar biasa dengan menyandingkan pendidikan agama dan keterampilan vokasi dalam kurikulumnya. Madrasah ini menjadi pionir dalam mengintegrasikan keterampilan praktis ke dalam pendidikan agama, sebuah langkah inovatif yang membekali para siswa dengan pengetahuan keagamaan serta keterampilan hidup yang relevan di era modern.

Madrasah ini berkomitmen pada visinya: “Menyiapkan generasi muda muslim yang bertakwa kepada Allah swt., terampil, mandiri, dan visioner”. Visi ini tercermin jelas dalam setiap program yang dijalankan, termasuk keterampilan vokasi yang dilaksanakan pada sore hari setelah jam pembelajaran formal. Program keterampilan tersebut mencakup tata busana, pengelasan, dan elektronik, memberi siswa bekal yang sangat berharga untuk masa depan mereka.

Salah satu pencapaian menonjol dari program ini adalah kemampuan madrasah dalam memproduksi seragam sekolah sendiri, yang juga melibatkan para lulusan yang telah mendirikan usaha menjahit. Ini bukan hanya sekadar proyek keterampilan, tetapi merupakan bagian dari visi besar madrasah untuk mencetak generasi mandiri yang mampu berkontribusi langsung dalam perekonomian keluarga maupun masyarakat. Para siswa dilatih agar memiliki keterampilan yang tidak hanya membantu mereka melanjutkan pendidikan, tetapi juga menjadi modal berharga dalam dunia kerja.
Selain itu, keterampilan pengelasan menjadi salah satu keunggulan lainnya yang ditawarkan oleh madrasah ini. Para siswa diajarkan untuk menguasai teknik pengelasan yang dapat diterapkan dalam industri konstruksi dan manufaktur. Keterampilan ini sangat dibutuhkan di pasar tenaga kerja, baik di sektor lokal maupun nasional. Dengan keterampilan pengelasan yang dikuasai, siswa tidak hanya memiliki peluang kerja yang lebih luas tetapi juga mampu membuka usaha sendiri di bidang tersebut. Pelatihan pengelasan yang diberikan diharapkan dapat membekali siswa dengan kemampuan teknis yang kuat, menjadikan mereka individu mandiri dan kompetitif di dunia kerja.

Namun, untuk mencapai potensi penuh dari visi tersebut, tantangan berupa keterbatasan sarana dan prasarana harus segera diatasi. Mesin jahit yang digunakan masih terbatas, begitu pula dengan peralatan elektronik dan pengelasan yang tersedia. Tanpa dukungan yang memadai dari pemerintah daerah dan pusat, potensi besar ini dapat terhambat.

Dukungan nyata dalam bentuk penyediaan fasilitas tambahan dan modernisasi peralatan sangat diperlukan agar madrasah ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat maksimal bagi para siswa. Selain itu, perhatian juga harus diberikan terhadap pengembangan sumber daya manusia, khususnya para pengajar keterampilan. Pelatihan dan kegiatan peningkatan keahlian sangat diperlukan bagi pengajar seperti Humaira Zamzami, S.Pd. pada unit keterampilan tata busana, Drs. Kadarman pada unit keterampilan pengelasan, dan Rosadi, S.Pd. pada unit keterampilan elektronik. Dukungan berupa pelatihan tambahan atau penambahan personil juga menjadi kebutuhan penting agar kegiatan keterampilan para siswa dapat terlaksana dengan lebih optimal.

MAN 1 Plus Keterampilan Langsa adalah contoh nyata bagaimana pendidikan vokasi di madrasah dapat membekali generasi muda dengan keahlian yang siap pakai, sambil tetap menanamkan nilai-nilai agama yang kuat. Madrasah ini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang bagi siswa untuk bertransformasi menjadi individu yang produktif dan mandiri.

Jika pemerintah serius ingin melihat pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan generasi muda yang lebih siap menghadapi masa depan, sudah saatnya program seperti ini mendapat perhatian lebih. Peningkatan fasilitas dan sumber daya bukan hanya merupakan investasi dalam pendidikan, tetapi juga investasi dalam masa depan bangsa.

Dengan visi yang kuat dan dedikasi dari para pendidik, dukungan penuh dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk memastikan program keterampilan ini terus berlanjut dan berkembang, sehingga lulusan MAN 1 Plus Keterampilan Langsa dapat terus berkontribusi bagi masyarakat dan menjadi kebanggaan bangsa. (Salabi)

**Nama Lengkap Penulis; Dr. Agus Salim Salabi, M.A. Dosen Pada Pascasarjana IAIN Lhokseumawe

Hasil Karya Siswa MAN1 Plus Keterampilan Langsa dapat disimak dalam video berikut:
 
Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Selasa, 24 September 2024

Tarbiyah Fair 2024: Lomba Tartil Qur'an Ciptakan Generasi Rabbani Berjiwa Qur’ani



Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 24 September 2024 – Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Lhokseumawe kembali menggelar acara akbar "Tarbiyah Fair" dengan salah satu kegiatan unggulan, yakni Lomba Tartil Qur'an yang mengusung tema "Mewujudkan Generasi Rabbani dengan Spirit Al-Qur'an yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (HMJ-PAI). Lomba ini diikuti oleh tidak kurang dari 30 perwakilan sekolah menengah atas sederajat dari wilayah Lhokseumawe, menciptakan antusiasme yang tinggi di kalangan pelajar.

Dalam sambutannya, Ketua Jurusan PAI, Dr. Agus Salim Salabi, M.A., menyampaikan bahwa Lomba Tartil Qur’an ini bukan sekadar kompetisi, tetapi merupakan salah satu cara membumikan Al-Qur'an di tengah masyarakat. "Lomba ini hanyalah salah satu indikator dari usaha kita. Indikator penting lainnya adalah bagaimana kita mampu mengimplementasikan nilai-nilai Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.

Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan III FTIK, Dr. Syarifah Rahma, M.Ag., yang dalam pesannya menekankan pentingnya memahami ayat pertama yang diturunkan, "Iqra’ bismi Rabbika allazī khalaq." Menurutnya, perintah ini bukan hanya soal membaca teks, tetapi juga memahami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an serta membaca tanda-tanda kehidupan.

Kesuksesan acara ini tidak terlepas dari kerja keras panitia yang dipimpin oleh Ketua HMJ PAI, M. Hafidh Naufaldi, beserta jajarannya, termasuk Wakil Ketua HMJ PAI, Mohd. Rifky Abdallah, Ketua Panitia Abdul Aziz Yuda Hermawan, Sekretaris Acara Lutfiyani, dan seluruh tim panitia. Mereka berhasil menyelenggarakan kegiatan yang tidak hanya kompetitif, tetapi juga penuh makna, menciptakan momen berharga bagi generasi muda dalam menggali dan menghayati nilai-nilai Al-Qur'an.

Lomba Tartil Qur'an di Tarbiyah Fair 2024 ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi para peserta untuk lebih mendalami Al-Qur’an, tidak hanya dalam pengucapan yang indah tetapi juga dalam aplikasinya di kehidupan sehari-hari. (Admin)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Senin, 23 September 2024

IAIN Lhokseumawe Mantapkan Langkah Menuju Akreditasi Unggul melalui Pendampingan Program Studi

Rangkang Belajar | Lhokseumawe, 23 September 2024 – Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan "Pendampingan Program Studi Menuju Unggul", Senin, 23 September 2024. Acara ini diadakan di Gedung Laboratorium Center IAIN Lhokseumawe dengan peserta yang diundang antara lain Wakil Rektor I (Bidang Akademik dan Kelembagaan), seluruh Dekan, Wakil Dekan I, Direktur Pascasarjana, Wakil Direktur Pascasarjana, serta tim borang dari beberapa program studi, termasuk Pendidikan Agama Islam, Tadris Bahasa Inggris, Hukum Keluarga Islam, Bimbingan dan Konseling Islam, dan Magister Hukum Keluarga Islam.

Acara dibuka oleh Wakil Rektor I IAIN Lhokseumawe yang dalam sambutannya menekankan pentingnya kegiatan pendampingan ini sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kualitas dan akreditasi program studi di lingkungan kampus. "Pendampingan ini adalah wujud komitmen kita dalam memastikan setiap program studi dapat memenuhi standar unggul yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi nasional dan internasional," ungkapnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi review Borang Dokumen Kinerja Program Studi (DKPS) dan Laporan Evaluasi Diri (LED) yang berbasis instrumen dari Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi (LAMEMBA), Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK), serta Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Bertindak sebagai narasumber utama, Dr. Nashirudin, M.A., M.Ag. dari UIN Raden Mas Said Surakarta. Para peserta diajak dan dipandu untuk memahami lebih dalam tentang penyusunan dokumen akreditasi yang memenuhi standar penilaian dari berbagai lembaga tersebut.

Sekretaris LPM IAIN Lhokseumawe, Samsul Bahri, M.Pd. menyampaikan harapannya agar kegiatan pendampingan ini dapat membantu setiap program studi untuk lebih siap menghadapi proses akreditasi dan mencapai predikat unggul. "Kami berharap dengan adanya pendampingan ini, setiap program studi bisa lebih solid dalam penyusunan dokumen akreditasi, sehingga tujuan untuk meraih akreditasi unggul bisa tercapai," ujarnya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi titik tolak bagi program studi di IAIN Lhokseumawe untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pendidikan serta layanan akademik, sesuai dengan visi institusi untuk menjadi kampus yang unggul di tingkat nasional dan internasional. (Admin)

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Jumat, 20 September 2024

MAN 1 Samarinda: Melirik Madrasah dengan Keunggulan Keterampilan dan Riset di Kalimantan Timur

**Oleh: Agus Salim Salabi

Samarinda, dalam kunjungan perdana ke MAN Plus Keterampilan kali ini, terlihat bahwa: 

"Integrasi antara agama dan keterampilan praktis menjadikan para siswa lebih siap menghadapi tantangan dunia nyata."

Ketika berbicara tentang lembaga pendidikan yang berkomitmen untuk mencetak generasi berdaya saing tinggi, MAN 1 Samarinda layak mendapat sorotan khusus. Berlokasi di Jl. Pangeran Suryanata, Kelurahan Air Putih, Samarinda Ulu, madrasah ini bukan hanya sebuah institusi pendidikan agama, tetapi sebuah entitas yang memadukan nilai-nilai spiritual dengan keterampilan dan riset modern. Di bawah kepemimpinan Drs. H. Dede Rohimat, M.Pd., MAN 1 Samarinda telah mengukuhkan dirinya sebagai pionir pendidikan keterampilan di Kalimantan Timur.

Penting untuk disadari bahwa MAN 1 Samarinda lebih dari sekadar madrasah biasa. Madrasah ini adalah model keberhasilan dalam menggabungkan nilai-nilai agama dengan keterampilan hidup (life skills) yang relevan dengan perkembangan zaman. Melalui penetapan sebagai Madrasah Aliyah Plus Keterampilan pada tahun 2020, MAN 1 Samarinda tidak hanya membekali siswa dengan ilmu agama yang kokoh, tetapi juga membuka peluang luas bagi mereka untuk menguasai berbagai keterampilan teknis yang dibutuhkan di dunia kerja. Lima program keterampilan unggulan seperti Tata Boga, Tata Busana, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik Pengelasan, dan Teknik Komputer dan Jaringan adalah contoh nyata bagaimana madrasah ini melampaui ekspektasi sebagai pusat pembelajaran agama.

Namun, keunggulan MAN 1 Samarinda tidak berhenti di sini. Sebagai Madrasah Penyelenggara Riset, madrasah ini memberikan wadah bagi para siswa untuk menggali dan mengembangkan potensi intelektual mereka. Program riset yang dikembangkan di sini telah menjadi katalisator bagi tumbuhnya inovasi dan prestasi akademik siswa. Ini bukan sekadar pencapaian akademis, tetapi juga bukti nyata bahwa pendidikan di madrasah bisa sejalan dengan kebutuhan zaman modern yang menuntut kreativitas dan daya saing tinggi.

Ketika banyak orang masih terjebak dalam stereotip lama bahwa madrasah hanya mengajarkan ilmu agama, MAN 1 Samarinda membuktikan sebaliknya. Melalui keterampilan Tata Boga, siswa berhasil memproduksi makanan ringan yang selalu laris manis menjadi jajanan warga madrasah. Di bidang Tata Busana, kreativitas siswa terlihat dalam beberapa rancangan pakaian tradisional yang dipamerkan di galeri sekolah. Di bengkel madrasah, keterampilan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif yang dikuasai siswa memungkinkan mereka memberikan layanan perbaikan dan service kendaraan bermotor. Ini semua tak terlepas dari intensitas dan keikhlasan para guru pembimbing yang bahkan mereka menjadi ahli dalam bidangnya berkat pembelajaran otodidak yang mereka lakukan. Produk inovatif yang dihasilkan dari Teknik Pengelasan memperlihatkan sejauh mana madrasah ini mampu membentuk generasi produktif dan mandiri.

Pencapaian ini tentu bukan sekadar angka di atas kertas. MAN 1 Samarinda telah berhasil menunjukkan bahwa lulusan mereka tidak hanya siap melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tetapi juga siap berwirausaha atau langsung terjun ke dunia kerja dengan bekal keterampilan. Ini menjadi salah satu keunggulan nyata yang ditawarkan MAN 1 Samarinda: "Integrasi antara agama dan keterampilan praktis yang menjadikan para siswa lebih siap menghadapi tantangan dunia nyata."

Tidak bisa disangkal, citra madrasah ini sebagai lembaga yang beradaptasi dengan perubahan zaman semakin kuat dengan penerapan teknologi digital. Keberadaan platform website (https://www.man1samarinda.sch.id) interaktif yang memudahkan akses informasi menjadi bukti nyata bahwa MAN 1 Samarinda serius dalam mendukung pembelajaran di era teknologi. Ini adalah langkah penting dalam menjawab tantangan pendidikan di masa depan, di mana teknologi digital akan terus memainkan peran sentral.

Secara keseluruhan, MAN 1 Samarinda adalah contoh ideal bagaimana lembaga pendidikan agama dapat mengadopsi pendekatan modern tanpa meninggalkan nilai-nilai dasar yang dipegang teguh. Dengan visi yang kuat, kepemimpinan yang bijaksana, dan inovasi yang terus berkembang, madrasah ini tidak hanya berhasil mendidik siswa untuk menjadi pribadi yang berkarakter, tetapi juga memberikan mereka bekal keterampilan dan pengetahuan untuk sukses di berbagai bidang kehidupan.

**Nama Lengkap Penulis; Dr. Agus Salim Salabi, M.A. Dosen Pada Pascasarjana IAIN Lhokseumawe

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Selasa, 17 September 2024

Supermoon: Menikmati Panorama Langit Sambil Mewaspadai Risiko Bencana

Oleh: Dr. Tgk. Ismail, S.Sy., M.A. (Ketua Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe)

"Bulan tampak sekitar 14% lebih besar dan 30% lebih terang daripada saat berada di apogee, titik terjauh dari bumi. Peningkatan visual ini memberikan tampilan yang dramatis dan memikat bagi para pengamat langit di seluruh dunia."

Supermoon adalah fenomena ketika bulan purnama tampak lebih besar dan lebih dekat dari biasanya. Ini terjadi ketika jarak antara Bumi dan bulan kurang dari 363.104 kilometer. Pada tanggal 18 September 2024, jarak Bumi dengan bulan diperkirakan mencapai 357.486 kilometer, membuat bulan tampak 14% lebih besar dan 30% lebih terang dibandingkan dengan purnama biasa.

Fenomena ini sering menarik perhatian banyak orang untuk mengabadikan keindahan langit malam. Festival foto bulan dan observasi publik sering diselenggarakan, memberi kesempatan bagi masyarakat untuk merasakan langsung keindahan astronomi. Supermoon bukan hanya pemandangan yang luar biasa, tetapi juga mengingatkan kita akan hubungan kosmis yang erat antara Bumi dan bulan.

Puncak purnama pada bulan Rabiul Awal 1446 Hijriah akan terjadi pada hari Rabu, 18 September 2024, pukul 09.34 WIB. Saat itu, bulan akan terlihat lebih besar dibandingkan mikromoon—sekitar 14% lebih besar dari purnama ketika bulan berada pada jarak terjauh dari Bumi. Cahaya bulan juga akan terasa lebih terang, hingga 30% lebih terang dari mikromoon.

Meskipun supermoon adalah fenomena alam yang indah, ada baiknya kita juga memikirkan dampak potensialnya terhadap lingkungan, terutama di wilayah pesisir yang rentan terhadap banjir pasang. Beberapa ahli menyarankan bahwa tarikan gravitasi bulan yang lebih kuat saat supermoon bisa memperburuk dampak dari bencana alam, seperti banjir atau erosi pantai. Oleh karena itu, langkah-langkah mitigasi bencana sangat penting dilakukan agar kita tetap aman sembari menikmati keindahan alam ini.

Supermoon: Fenomena Alam yang Memikat

Sebagai satelit bumi, bulan selalu mengintari bumi dengan bentuk orbit yang lonjong (elip) dengan waktu tempuh dalam satu kali orbit (sinodis) 29 hari 12 jam 44 menit 43 detik. Bentuk orbit bulan yang lonjong mengakibatkan dalam perjalanan nya ada saat dimana posisi bulan jauh dengan bumi (apoge) dengan jarak rata-rata 405.969 kilometer, bila posisi bulan saat purnama lebih jauh dari 405.969 kilometer disebut dengan mikromoon. Saat bulan dekat dengan bumi (perige) dengan jarak rata-rata 363.104 kilometer, bila posisi bulan saat purnama lebih dekat dari 363.104 kilometer disebut dengan supermoon. Sedangkan jarak rata-rata bumi ke bulan adalah 384.400 kilometer.

Supermoon terjadi ketika bulan purnama bertepatan dengan perigee-nya, yaitu titik terdekat bulan dengan bumi. Akibatnya, bulan tampak sekitar 14% lebih besar dan 30% lebih terang daripada saat berada di apogee, titik terjauh dari bumi. Peningkatan visual ini memberikan tampilan yang dramatis dan memikat bagi para pengamat langit di seluruh dunia.

Potensi Dampak Supermoon terhadap Bencana Alam

Walaupun fenomena supermoon pada dasarnya adalah fenomena visual, ada beberapa potensi dampak terhadap lingkungan, terutama dalam konteks bencana alam. Berikut adalah beberapa potensi dampak yang mungkin terjadi:

  1. Pasang Surut Air Laut yang Ekstrem: Supermoon dapat menyebabkan pasang surut air laut yang lebih ekstrem karena tarikan gravitasi bulan yang lebih kuat. Kenaikan dan penurunan air laut yang ekstrem ini dapat memperburuk dampak dari banjir atau erosi pantai. Wilayah pesisir, terutama yang sudah rentan terhadap kenaikan air laut, bisa menghadapi risiko lebih besar selama periode supermoon.
  2. Peningkatan Risiko Bencana Alam: Meskipun tidak ada bukti langsung bahwa supermoon menyebabkan bencana seperti gempa bumi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa fase bulan ekstrem dapat mempengaruhi tektonik bumi. Perubahan dalam tekanan gravitasi bisa memicu aktivitas seismik di beberapa wilayah yang sudah rawan gempa.

Langkah-Langkah untuk Mitigasi Bencana

Menghadapi dampak yang mungkin timbul dari supermoon memerlukan langkah mitigasi yang tepat. Rencana mitigasi bencana Rop (Resilience, Preparedness, and Response) dapat membantu masyarakat mengurangi risiko dan meminimalkan dampak dari potensi bencana. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

  1. Pemantauan dan Peringatan Dini: Sistem pemantauan pasang surut dan perkiraan cuaca dari BMKG perlu ditingkatkan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat mengenai perubahan ekstrem yang mungkin terjadi selama supermoon. Dengan informasi yang cukup, masyarakat dapat mempersiapkan diri lebih baik untuk menghadapi kemungkinan banjir atau erosi yang diakibatkan dari pasang yang tinggi.
  2. Perencanaan dan Infrastruktur: Pemerintah dan lembaga terkait harus memastikan bahwa infrastruktur pesisir, seperti tanggul dan sistem drainase, diperkuat untuk menangani kemungkinan pasang surut ekstrem. Perencanaan tata ruang yang baik juga penting untuk mengurangi risiko terhadap daerah yang rawan bencana.
  3. Edukasi dan Kesadaran Publik: Masyarakat harus diberi edukasi mengenai risiko dan cara mitigasi selama periode supermoon. Pelatihan dan simulasi bencana dapat membantu masyarakat memahami langkah-langkah yang perlu diambil untuk melindungi diri dan properti mereka.
  4. Koordinasi dan Kerjasama: Koordinasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga bencana, dan masyarakat, sangat penting untuk respon yang efektif terhadap bencana. Kerjasama antara semua pihak dapat memastikan bahwa langkah-langkah mitigasi diterapkan dengan baik dan respons bencana berjalan lancar.

Kesimpulan

Supermoon adalah fenomena yang menakjubkan dan mempesona, tetapi penting untuk menyadari potensi dampaknya terhadap lingkungan dan bencana alam. Dengan menerapkan langkah mitigasi yang tepat melalui pendekatan Rop, masyarakat dapat lebih siap menghadapi kemungkinan dampak dari fenomena ini dan melindungi diri serta lingkungan mereka. Persiapan yang baik dan pengetahuan yang memadai adalah kunci untuk mengurangi risiko dan memastikan keselamatan di tengah pesona supermoon yang memukau.

Supermoon adalah contoh menakjubkan dari keindahan alam yang dapat dinikmati oleh banyak orang di seluruh dunia. Namun, fenomena ini juga membawa tantangan yang perlu diatasi untuk meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan dan masyarakat. Dengan persiapan yang tepat dan pemahaman yang lebih baik, kita dapat menghargai keindahan supermoon sambil memitigasi risiko yang mungkin ditimbulkannya. Menggabungkan apresiasi terhadap panorama alam dengan tindakan preventif adalah kunci untuk memastikan bahwa fenomena langit ini dapat dinikmati dengan aman dan bertanggung jawab.


Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Kamis, 12 September 2024

Bullying: Mimpi Buruk Dunia Pendidikan Indonesia

Oleh: Dr. Syarifah Rahmah, M.Ag. (Dosen FTIK IAIN Lhokseumawe)

"Meningkatnya kasus bullying juga menjadi indikasi rendahnya kualitas pendidikan di beberapa lembaga. Sering kali, pembelajaran lebih terfokus pada aspek kognitif tanpa memperhatikan perkembangan emosional dan moral siswa"

Kekerasan dalam dunia pendidikan bukan lagi rahasia. Kasus-kasus kekerasan yang melibatkan siswa kerap muncul di berbagai media massa nasional, menjadi cerminan kelam dunia pendidikan kita. Salah satu kasus yang sempat mengejutkan publik adalah Geng Nero di Pati, Jawa Tengah, yang beranggotakan para pelajar putri. Video penganiayaan yang mereka lakukan terhadap teman sesama pelajar viral di media sosial, menjadi sorotan media nasional, dan membuka mata banyak pihak tentang sisi gelap pergaulan remaja di Indonesia. Kasus serupa bukan hanya terjadi di Pati, tetapi juga di berbagai kota besar lainnya, menunjukkan bahwa kekerasan dalam dunia pendidikan adalah masalah yang serius dan meluas.

Perundungan (bullying) sebagai salah satu bentuk kekerasan ini tidak bisa dianggap enteng. Dalam banyak kasus, bullying tidak hanya menyebabkan luka fisik tetapi juga luka mental yang mendalam. Ada dua faktor utama yang memicu terjadinya bullying, yaitu: 1) Ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban, di mana pelaku sering kali lebih kuat secara fisik atau memiliki dukungan kelompok. 2) Rasa takut dan ketidakberdayaan korban yang membuat mereka enggan melawan, memilih pasrah pada situasi yang menekan mereka.

Bullying dapat terjadi di mana saja: sekolah, kampus, tempat kerja, bahkan di dunia maya. Namun, khusus di sekolah, perilaku ini sering kali dianggap sepele dan belum berbahaya, padahal dampaknya sangat serius. Bullying bisa mengakibatkan trauma mendalam, stres berkepanjangan, bahkan hingga menyebabkan kematian.

Peran media elektronik dalam membentuk perilaku kekerasan juga tidak bisa diabaikan. Tayangan yang menampilkan kekerasan sering kali menjadi contoh buruk bagi anak-anak dan remaja, membuat mereka tergoda untuk meniru. Penelitian telah menunjukkan bahwa perilaku kekerasan bisa menular melalui media. Semakin sering seseorang melihat atau menonton kekerasan di televisi, YouTube, atau media sosial lainnya, semakin besar kemungkinan mereka akan menirunya. Tidak hanya itu, lingkungan pergaulan yang tidak sehat juga berperan besar dalam menularkan perilaku buruk ini (Davidoff Ronald, et al., 1990).

Beberapa faktor lain yang dapat memicu perilaku menyimpang pada anak-anak, antara lain:
  • Lingkungan: Anak-anak yang tumbuh di lingkungan kemiskinan sering kali terpapar pada perilaku negatif. Konflik keluarga yang tidak sehat, terutama yang melibatkan kekerasan, dapat membentuk pribadi anak yang agresif atau tertutup.
  • Kehidupan di kota besar: Anonimitas dan gaya hidup individualistis di kota besar membuat ikatan sosial semakin longgar. Kehilangan rasa kebersamaan ini membuat anak-anak tidak mendapatkan dukungan emosional yang mereka butuhkan.
  • Disiplin yang salah: Penerapan disiplin yang keras sering kali justru menimbulkan efek sebaliknya. Anak bisa tumbuh menjadi penakut dan rentan dibully, atau malah menjadi pemberontak dan pelaku kekerasan.

Meningkatnya kasus bullying juga menjadi indikasi rendahnya kualitas pendidikan di beberapa lembaga. Sering kali, pembelajaran lebih terfokus pada aspek kognitif tanpa memperhatikan perkembangan emosional dan moral siswa.

Di sinilah peran keluarga menjadi sangat penting. Keluarga adalah tempat pertama di mana nilai-nilai akidah, adab, akhlak, dan ibadah seharusnya diajarkan dengan penuh cinta dan kesadaran. Kedamaian dan kebahagiaan dalam keluarga, serta keteladanan dari orang tua, akan membantu anak membentuk karakter yang kuat. Selain itu, sekolah harus berperan sebagai ruang diskusi yang memungkinkan siswa berpikir kritis terhadap realitas kehidupan yang ada. Guru, sebagai sosok yang digugu dan ditiru, harus mampu membimbing siswa menemukan jati diri mereka.

Kasus bullying harus menjadi peringatan bagi kita semua, bahwa setiap individu—baik siswa, guru, orang tua, maupun masyarakat—memiliki tanggung jawab untuk menghentikan budaya kekerasan ini. Jika kita hanya diam, membiarkan bullying terjadi, maka kita menjadi bagian dari masalah itu sendiri. Sudah saatnya kita bergerak untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi generasi muda kita.

Pertama-tama, sekolah harus menjadi tempat yang bebas dari kekerasan. Guru dan staf harus dilatih untuk mendeteksi tanda-tanda bullying lebih awal, meresponsnya dengan tepat, dan membangun hubungan yang penuh empati dengan siswa. Orang tua juga memiliki peran penting dalam mendidik anak-anak mereka tentang pentingnya menghormati orang lain dan membela mereka yang rentan. Di luar itu, teman sebaya harus diajarkan untuk tidak berdiam diri ketika melihat bullying, tetapi berani bertindak sebagai pelindung, bukan hanya sebagai penonton.

Media sosial dan platform online juga harus lebih bertanggung jawab. Setiap orang yang menggunakan teknologi ini perlu mengerti bahwa posting atau komentar mereka bisa melukai orang lain. Kampanye edukasi yang lebih luas perlu digalakkan, baik di sekolah, keluarga, maupun komunitas, tentang pentingnya anti-bullying. Kita semua dapat memulai langkah kecil dengan bersikap lebih peduli dan bertindak tegas terhadap segala bentuk kekerasan.

Akhirnya, mari kita semua menjadi agen perubahan. Jika kita tidak mulai sekarang, mimpi buruk kekerasan akan terus menghantui dunia pendidikan kita. Masa depan bangsa ada di tangan anak-anak kita—mereka layak tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang, kedamaian, dan penghormatan terhadap satu sama lain.

Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Rabu, 04 September 2024

Orientasi Pelopor Moderasi Beragama di UIN Sultan Aji Muhammad Idris: Dosen IAIN Lhokseumawe Jadi Narasumber

Rangkang Belajar | Fakultas Syariah UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda menyelenggarakan Orientasi Pelopor Moderasi Beragama yang dihadiri oleh tidak kurang dari 53 mahasiswa baru Fakultas Syariah. Acara yang berlangsung di aula rektorat ini dimulai dengan laporan dari ketua panitia, Yenni Tria Lestari, M.H., yang mengungkapkan harapannya agar kegiatan ini dapat memberikan pemahaman mendalam tentang moderasi beragama. Dekan Fakultas Syariah, Prof. Alfitri, M.Ag., LLM., Ph.D., menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari dukungan lembaga terhadap program pemerintah di bawah kementerian agama dan berharap mahasiswa baru dapat menjadi agen moderasi.

Pembukaan acara dilakukan oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama, Prof. Dr. H.M. Tahir, S.Ag., M.M., yang menyampaikan pesan penting tentang peran mahasiswa sebagai pelopor nilai-nilai moderasi beragama di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Kegiatan orientasi yang berlangsung pada tanggal 4 hingga 6 September 2024 ini juga menghadirkan dua dosen dari IAIN Lhokseumawe, Aceh, Dr. Agus Salim Salabi, M.A. dan Dr. Muhammad Anggung Manumanoso Prasetyo, M.Pd.I. sebagai narasumber. Pada sesi pertama, Dr. Anggung memaparkan "konsep dasar moderasi beragama", sementara Dr. Salabi menyampaikan  "Nilai-nilai Universal Agama; Islam Sebagai Agama Rahmatan Lil’alamin" yang menjelaskan nilai-nilai seperti toleransi, keadilan, kesetaraan, dan persaudaraan sebagai pilar moderasi beragama. Beliau menekankan pentingnya peran individu dalam mempromosikan kedamaian dan harmoni global.

Dari segi umpan balik peserta, kegiatan ini umumnya mendapatkan apresiasi tinggi. Banyak peserta merasa bahwa kegaiatan orientasi pelopor moderasi memberikan penambahan ilmu dan wawasan yang signifikan mengenai moderasi beragama dan nilai-nilai universal. Penyampaian materi dianggap menarik dan tidak membosankan, dengan narasumber yang efektif dan mampu membangun semangat. Beberapa peserta juga menilai bahwa seminar ini sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.

Secara keseluruhan, orientasi pelopor moderasi beragama pada sesi pertama dan kedua dinilai telah memenuhi tujuannya dengan baik, memberikan dampak positif bagi peserta, serta menawarkan saran konstruktif untuk penyempurnaan acara-acara yang serupa di masa depan. (Admin)


Sub YouTube Channel Ikuti Channel YouTube Rangkang Belajar untuk mendapatkan konten baru seputar Pendidikan:

Ikuti Channel YouTube

Connect