PPL sebagai Sarana Pengembangan Diri bagi Calon Pendidik: Pembelajaran dan Refleksi
Ilustrasi ini menunjukkan situasi di kelas, di mana beberapa siswa lebih fokus pada gawai mereka dibandingkan dengan pelajaran |
Ilustrasi ini menunjukkan situasi di kelas, di mana beberapa siswa lebih fokus pada gawai mereka dibandingkan dengan pelajaran |
**Oleh: Agus Salim Salabi
Langsa, dalam kunjungan ke MAN 1 Plus Keterampilan, tergambar bahwa:
"MAN 1 Plus Keterampilan Langsa adalah contoh nyata bagaimana pendidikan vokasi di madrasah dapat membekali generasi muda dengan keahlian yang siap pakai, sambil tetap menanamkan nilai-nilai agama yang kuat."
Acara dibuka oleh Wakil Rektor I IAIN Lhokseumawe yang dalam sambutannya menekankan pentingnya kegiatan pendampingan ini sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kualitas dan akreditasi program studi di lingkungan kampus. "Pendampingan ini adalah wujud komitmen kita dalam memastikan setiap program studi dapat memenuhi standar unggul yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi nasional dan internasional," ungkapnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi review Borang Dokumen Kinerja Program Studi (DKPS) dan Laporan Evaluasi Diri (LED) yang berbasis instrumen dari Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi (LAMEMBA), Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK), serta Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Bertindak sebagai narasumber utama, Dr. Nashirudin, M.A., M.Ag. dari UIN Raden Mas Said Surakarta. Para peserta diajak dan dipandu untuk memahami lebih dalam tentang penyusunan dokumen akreditasi yang memenuhi standar penilaian dari berbagai lembaga tersebut.
Sekretaris LPM IAIN Lhokseumawe, Samsul Bahri, M.Pd. menyampaikan harapannya agar kegiatan pendampingan ini dapat membantu setiap program studi untuk lebih siap menghadapi proses akreditasi dan mencapai predikat unggul. "Kami berharap dengan adanya pendampingan ini, setiap program studi bisa lebih solid dalam penyusunan dokumen akreditasi, sehingga tujuan untuk meraih akreditasi unggul bisa tercapai," ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi titik tolak bagi program studi di IAIN Lhokseumawe untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pendidikan serta layanan akademik, sesuai dengan visi institusi untuk menjadi kampus yang unggul di tingkat nasional dan internasional. (Admin)
**Oleh: Agus Salim Salabi
Samarinda, dalam kunjungan perdana ke MAN Plus Keterampilan kali ini, terlihat bahwa:
"Integrasi antara agama dan keterampilan praktis menjadikan para siswa lebih siap menghadapi tantangan dunia nyata."
Ketika berbicara tentang lembaga pendidikan yang berkomitmen untuk mencetak generasi berdaya saing tinggi, MAN 1 Samarinda layak mendapat sorotan khusus. Berlokasi di Jl. Pangeran Suryanata, Kelurahan Air Putih, Samarinda Ulu, madrasah ini bukan hanya sebuah institusi pendidikan agama, tetapi sebuah entitas yang memadukan nilai-nilai spiritual dengan keterampilan dan riset modern. Di bawah kepemimpinan Drs. H. Dede Rohimat, M.Pd., MAN 1 Samarinda telah mengukuhkan dirinya sebagai pionir pendidikan keterampilan di Kalimantan Timur.
Penting untuk disadari bahwa MAN 1 Samarinda lebih dari sekadar madrasah biasa. Madrasah ini adalah model keberhasilan dalam menggabungkan nilai-nilai agama dengan keterampilan hidup (life skills) yang relevan dengan perkembangan zaman. Melalui penetapan sebagai Madrasah Aliyah Plus Keterampilan pada tahun 2020, MAN 1 Samarinda tidak hanya membekali siswa dengan ilmu agama yang kokoh, tetapi juga membuka peluang luas bagi mereka untuk menguasai berbagai keterampilan teknis yang dibutuhkan di dunia kerja. Lima program keterampilan unggulan seperti Tata Boga, Tata Busana, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik Pengelasan, dan Teknik Komputer dan Jaringan adalah contoh nyata bagaimana madrasah ini melampaui ekspektasi sebagai pusat pembelajaran agama.
Namun, keunggulan MAN 1 Samarinda tidak berhenti di sini. Sebagai Madrasah Penyelenggara Riset, madrasah ini memberikan wadah bagi para siswa untuk menggali dan mengembangkan potensi intelektual mereka. Program riset yang dikembangkan di sini telah menjadi katalisator bagi tumbuhnya inovasi dan prestasi akademik siswa. Ini bukan sekadar pencapaian akademis, tetapi juga bukti nyata bahwa pendidikan di madrasah bisa sejalan dengan kebutuhan zaman modern yang menuntut kreativitas dan daya saing tinggi.
Ketika banyak orang masih terjebak dalam stereotip lama bahwa madrasah hanya mengajarkan ilmu agama, MAN 1 Samarinda membuktikan sebaliknya. Melalui keterampilan Tata Boga, siswa berhasil memproduksi makanan ringan yang selalu laris manis menjadi jajanan warga madrasah. Di bidang Tata Busana, kreativitas siswa terlihat dalam beberapa rancangan pakaian tradisional yang dipamerkan di galeri sekolah. Di bengkel madrasah, keterampilan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif yang dikuasai siswa memungkinkan mereka memberikan layanan perbaikan dan service kendaraan bermotor. Ini semua tak terlepas dari intensitas dan keikhlasan para guru pembimbing yang bahkan mereka menjadi ahli dalam bidangnya berkat pembelajaran otodidak yang mereka lakukan. Produk inovatif yang dihasilkan dari Teknik Pengelasan memperlihatkan sejauh mana madrasah ini mampu membentuk generasi produktif dan mandiri.
Pencapaian ini tentu bukan sekadar angka di atas kertas. MAN 1 Samarinda telah berhasil menunjukkan bahwa lulusan mereka tidak hanya siap melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tetapi juga siap berwirausaha atau langsung terjun ke dunia kerja dengan bekal keterampilan. Ini menjadi salah satu keunggulan nyata yang ditawarkan MAN 1 Samarinda: "Integrasi antara agama dan keterampilan praktis yang menjadikan para siswa lebih siap menghadapi tantangan dunia nyata."
Tidak bisa disangkal, citra madrasah ini sebagai lembaga yang beradaptasi dengan perubahan zaman semakin kuat dengan penerapan teknologi digital. Keberadaan platform website (https://www.man1samarinda.sch.id) interaktif yang memudahkan akses informasi menjadi bukti nyata bahwa MAN 1 Samarinda serius dalam mendukung pembelajaran di era teknologi. Ini adalah langkah penting dalam menjawab tantangan pendidikan di masa depan, di mana teknologi digital akan terus memainkan peran sentral.
Secara keseluruhan, MAN 1 Samarinda adalah contoh ideal bagaimana lembaga pendidikan agama dapat mengadopsi pendekatan modern tanpa meninggalkan nilai-nilai dasar yang dipegang teguh. Dengan visi yang kuat, kepemimpinan yang bijaksana, dan inovasi yang terus berkembang, madrasah ini tidak hanya berhasil mendidik siswa untuk menjadi pribadi yang berkarakter, tetapi juga memberikan mereka bekal keterampilan dan pengetahuan untuk sukses di berbagai bidang kehidupan.
**Nama Lengkap Penulis; Dr. Agus Salim Salabi, M.A. Dosen Pada Pascasarjana IAIN Lhokseumawe
Supermoon adalah fenomena ketika bulan purnama tampak lebih besar dan lebih dekat dari biasanya. Ini terjadi ketika jarak antara Bumi dan bulan kurang dari 363.104 kilometer. Pada tanggal 18 September 2024, jarak Bumi dengan bulan diperkirakan mencapai 357.486 kilometer, membuat bulan tampak 14% lebih besar dan 30% lebih terang dibandingkan dengan purnama biasa.
Fenomena ini sering menarik perhatian banyak orang untuk
mengabadikan keindahan langit malam. Festival foto bulan dan observasi publik
sering diselenggarakan, memberi kesempatan bagi masyarakat untuk merasakan
langsung keindahan astronomi. Supermoon bukan hanya pemandangan yang luar
biasa, tetapi juga mengingatkan kita akan hubungan kosmis yang erat antara Bumi
dan bulan.
Puncak purnama pada bulan Rabiul Awal 1446 Hijriah akan terjadi
pada hari Rabu, 18 September 2024, pukul 09.34 WIB. Saat itu, bulan akan
terlihat lebih besar dibandingkan mikromoon—sekitar 14% lebih besar dari
purnama ketika bulan berada pada jarak terjauh dari Bumi. Cahaya bulan juga
akan terasa lebih terang, hingga 30% lebih terang dari mikromoon.
Meskipun supermoon adalah fenomena alam yang indah, ada baiknya
kita juga memikirkan dampak potensialnya terhadap lingkungan, terutama di
wilayah pesisir yang rentan terhadap banjir pasang. Beberapa ahli menyarankan
bahwa tarikan gravitasi bulan yang lebih kuat saat supermoon bisa memperburuk
dampak dari bencana alam, seperti banjir atau erosi pantai. Oleh karena itu,
langkah-langkah mitigasi bencana sangat penting dilakukan agar kita tetap aman
sembari menikmati keindahan alam ini.
Supermoon: Fenomena Alam yang Memikat
Sebagai satelit bumi, bulan selalu mengintari bumi dengan bentuk
orbit yang lonjong (elip) dengan waktu tempuh dalam satu kali orbit (sinodis)
29 hari 12 jam 44 menit 43 detik. Bentuk orbit bulan yang lonjong mengakibatkan
dalam perjalanan nya ada saat dimana posisi bulan jauh dengan bumi (apoge)
dengan jarak rata-rata 405.969 kilometer, bila posisi bulan saat purnama lebih jauh dari
405.969 kilometer disebut dengan mikromoon. Saat bulan dekat dengan bumi (perige)
dengan jarak rata-rata 363.104 kilometer, bila posisi bulan saat purnama lebih dekat dari
363.104 kilometer disebut dengan supermoon. Sedangkan jarak rata-rata bumi ke
bulan adalah 384.400 kilometer.
Supermoon terjadi ketika bulan purnama bertepatan dengan
perigee-nya, yaitu titik terdekat bulan dengan bumi. Akibatnya, bulan tampak
sekitar 14% lebih besar dan 30% lebih terang daripada saat berada di apogee,
titik terjauh dari bumi. Peningkatan visual ini memberikan tampilan yang
dramatis dan memikat bagi para pengamat langit di seluruh dunia.
Potensi Dampak Supermoon terhadap Bencana Alam
Walaupun fenomena supermoon pada dasarnya adalah fenomena visual, ada beberapa potensi dampak terhadap lingkungan, terutama dalam konteks bencana alam. Berikut adalah beberapa potensi dampak yang mungkin terjadi:
Langkah-Langkah untuk Mitigasi Bencana
Menghadapi dampak yang mungkin timbul dari supermoon memerlukan langkah mitigasi yang tepat. Rencana mitigasi bencana Rop (Resilience, Preparedness, and Response) dapat membantu masyarakat mengurangi risiko dan meminimalkan dampak dari potensi bencana. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:
Kesimpulan
Supermoon adalah fenomena yang menakjubkan dan mempesona, tetapi
penting untuk menyadari potensi dampaknya terhadap lingkungan dan bencana alam.
Dengan menerapkan langkah mitigasi yang tepat melalui pendekatan Rop,
masyarakat dapat lebih siap menghadapi kemungkinan dampak dari fenomena ini dan
melindungi diri serta lingkungan mereka. Persiapan yang baik dan pengetahuan
yang memadai adalah kunci untuk mengurangi risiko dan memastikan keselamatan di
tengah pesona supermoon yang memukau.
Supermoon adalah contoh menakjubkan dari keindahan alam yang dapat
dinikmati oleh banyak orang di seluruh dunia. Namun, fenomena ini juga membawa
tantangan yang perlu diatasi untuk meminimalkan dampak negatifnya terhadap
lingkungan dan masyarakat. Dengan persiapan yang tepat dan pemahaman yang lebih
baik, kita dapat menghargai keindahan supermoon sambil memitigasi risiko yang
mungkin ditimbulkannya. Menggabungkan apresiasi terhadap panorama alam dengan
tindakan preventif adalah kunci untuk memastikan bahwa fenomena langit ini
dapat dinikmati dengan aman dan bertanggung jawab.
Pembukaan acara dilakukan oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama, Prof. Dr. H.M. Tahir, S.Ag., M.M., yang menyampaikan pesan penting tentang peran mahasiswa sebagai pelopor nilai-nilai moderasi beragama di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Kegiatan orientasi yang berlangsung pada tanggal 4 hingga 6 September 2024 ini juga menghadirkan dua dosen dari IAIN Lhokseumawe, Aceh, Dr. Agus Salim Salabi, M.A. dan Dr. Muhammad Anggung Manumanoso Prasetyo, M.Pd.I. sebagai narasumber. Pada sesi pertama, Dr. Anggung memaparkan "konsep dasar moderasi beragama", sementara Dr. Salabi menyampaikan "Nilai-nilai Universal Agama; Islam Sebagai Agama Rahmatan Lil’alamin" yang menjelaskan nilai-nilai seperti toleransi, keadilan, kesetaraan, dan persaudaraan sebagai pilar moderasi beragama. Beliau menekankan pentingnya peran individu dalam mempromosikan kedamaian dan harmoni global.
Dari segi umpan balik peserta, kegiatan ini umumnya mendapatkan apresiasi tinggi. Banyak peserta merasa bahwa kegaiatan orientasi pelopor moderasi memberikan penambahan ilmu dan wawasan yang signifikan mengenai moderasi beragama dan nilai-nilai universal. Penyampaian materi dianggap menarik dan tidak membosankan, dengan narasumber yang efektif dan mampu membangun semangat. Beberapa peserta juga menilai bahwa seminar ini sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Secara keseluruhan, orientasi pelopor moderasi beragama pada sesi pertama dan kedua dinilai telah memenuhi tujuannya dengan baik, memberikan dampak positif bagi peserta, serta menawarkan saran konstruktif untuk penyempurnaan acara-acara yang serupa di masa depan. (Admin)